Saya tidak pernah memaksa siapapun untuk bekerja sesuai keinginan saya. Karena sesuatu yang dikerjakan secara terpaksa tidak akan pernah berjalan dengan baik. Tapi ketika satu kepercayaan dan amanah telah diberikan sepenuh hati jiwa raga, masih pantaskah kita menyia-nyiakan?
Mungkin perlu saya ingatkan lagi pada Anda semua. Bukan saya yang meminta kalian untuk mengikuti ini, kecuali bagi beberapa dari kalian memang saya yang meminta. Jadi tanpa disadari semua ini adalah keinginan kalian sendiri. Lalu ketika ini yang kalian inginkan, masih inginkah kalian menyia-nyiakan itu?
Kalau kalian pikir kalian sudah menunjukkan suatu totalitas demi kelangsungan ini semua, tidak jawabnya. Yang kalian lakukan belum seberapa dibandingkan dengan apa yang saya lakuin. Bukan maksud saya untuk pamer apa saja pengorbanan saya selama ini, tapi memang begitu kenyataannya. Saya yang merelakan kuliah hanya demi secoret tanda tangan, sementara kalian tidak mau mengorbankan waktu satu jam untuk datang dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mengecewakan.
Lalu buat kalian yang disana, yang diluar ini semua tapi masih berpartisipasi di dalamnya. Kata apa yang harus saya keluarkan dari mulut saya agar kalian sadar kalau kalian itu salah? Bukan berarti saya tidak salah, saya pun punya salah. Tapi apa yang kalian lakukan sudah mulai keterlaluan. Bahkan untuk mempublish apa yang sudah menjadi ketentuan saja kalian memilih. Kalian hanya mau mempublish apa yang kalian kerjakan, ya hanya itu. Ini yang dinamakan loyalitas? Mungkin, karena kalian loyal pada apa yang kalian kerjakan tapi tidak pada apa yang bersama kita lakukan.
Dan sampai saat ini, saya hanya diam. Berusaha meredam rasa kesal yang saya lakukan selama ini, bukan berarti tidak mampu mengeluarkan itu semua. Saya diam karena saya tidak ingin ada perang sebelum semuanya mulai. Perjalanan masih jauh, sangat jauh. Dan saya hanya memilih untuk diam agar semuanya berjalan dengan lancar.