Kurang lebih 14 minggu sudah berlalu sejak saya mengatakan 'sampai jumpa lagi'. Hari-hari yang saya lalui sangatlah luar biasa namun rasanya tidak sama. Ada yang hilang dari hari-hari saya. Ada kisah yang menanti untuk diceritakan namun tak tahu kepada siapa harus diceritakan.
Sudah 2400 jam lamanya kita tak lagi saling pandang. Entah bagaimana dengan dia, setidaknya saya tak lagi bisa memandang ke dalam matanya. Hanya tersisa foto dalam album yang sudah usang. Ternyata banyak foto dia dan saya yang tersimpan. Kini hanya sesal yang tersisa.
Ternyata 144.000 menit telah berlalu sejak hari itu. Namun setiap namanya disebut, rasanya masih sama. Setetes airmata selalu mengalir yang mengungkit setiap kenangan dan berakhir menjadi sebuah kerinduan yang mendalam. Pada akhirnya hanya memori yang dapat saya bangkitkan. Memeluk bayangan yang tak lagi ada disisi.
Apalah artinya 8.640.000 detik yang sudah saya jalani tanpa dirinya, jika tak ada satu detik pun saya gunakan untuk mendoakannya. Hati saya bergetar setiap mengucapkan doa untuknya. Masih belum mengakui jika dia tidak lagi ada disini. Saya masih tidak percaya, saya masih belum mau percaya.
Seratus hari, ternyata begitu cepat.
Saya masih ingat betul, bagaimana airmata menetes dari kedua matanya ketika saya mengucapkan 'I Love You Opung' pada tubuhnya yang terbaring tak berdaya di ruang ICU.
Saya masih ingat betul, bagaimana tangannya yang dingin menggenggam kuat tangan saya sebelum dan saat perjalanan menuju ICU di rumah sakit itu.
Saya masih ingat betul, bagaimana dia berkali-kali menolak untuk dibawa ke rumah sakit di waktu subuh beberapa hari sebelumnya.
Saya masih ingat betul, bagaimana dia meminta spaghetti buatan saya untuk makan malam itu.
Saya masih ingat betul senyumannya yang menguatkan saya yang bimbang saat itu.
Saya masih ingat semuanya. Seolah itu baru terjadi kemarin. Rasa sakitnya pun masih sama dan terus berulang-ulang, entah sampai kapan.