A Letter To My Mom
12:55 AMAku tidak bisa berkata apapun hari ini karena inilah aku. Aku yang penuh dengan gengsi dan angkuh, tak mau mengakui apa yang sebenarnya aku rasakan sama Bunda. Sekedar kata 'I love you, Bunda' pun tidak bisa aku ucapkan langsung. Sekedar kata 'terima kasih, Bunda' pun tidak bisa terlontar dari mulutku. Tapi ketahuilah kalau dua kata itu selalu terselip dalam doa yang ku panjatkan saat sholat meski jarang aku melakukannya. Tapi ketahuilah kalau dua kata itu yang selalu ada di dalam sudut ruang hatiku yang selamanya untukmu.
Bun, percaya gak percaya hari ini akhirnya aku jadi dokter gigi. Maaf kalau bunda merasa perjalanan menuju hari ini terlalu lama, terlalu panjang. Maaf kalau bunda belum bangga sama apa yang aku capai hari ini. Maaf kalau bunda tidak bahagia hari ini. Terima kasih untuk segala amarah dan ragu yang pernah bunda tunjukkan, meski menghancurkan, meski menyakitkan. Setidaknya dengan itu semua, aku menjadi seribu kali lebih kuat dan bisa berdiri disini.
Tapi ketahuilah, aku bertahan dan bisa menyelesaikan ini semua hanya karena bunda. Sekali ini saja, aku ingin bunda tersenyum karena apa yang telah aku usahakan sejak bertahun-tahun lalu. Sekali ini saja, aku ingin bunda lupa ada hal lain yang lebih sulit yang menghadang. Percayalah pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja meski berat meski lambat. Yakinlah aku akan selalu berusaha sekuat yang aku mampu untuk bahagia bunda. Sekali ini saja, merasa cukuplah dengan apa yang ada dan berbahagialah meski mungkin rasanya sulit.
Terima kasih, karena sudah bertahan sejauh ini. Terima kasih, karena sudah mengantar aku sampai disini. Dan terima kasih, karena sudah membuat aku seperti ini.
0 comments